Tak banyak dari kita yang tahu bagaimana sebetulnya asal usul Candi Borobudur
yang hingga saat ini bangunannya bisa kita lihat dan kita sentuh sesuka hati
kapanpun.
Ya, jarang memang dari kita ini yang mau peduli dengan sejarah.
Bagaimana ia sebetulnya mulai terbentuk, apa alasan pembangunan candi megah itu,
sejak kapan Candi Borobudur dibangun, hingga kisah-kisah lain yang terkait
dengan berdiri kokohnya candi Budha yang satu ini di tanah Jawa, kita semua tak
tahu.
Nah, menyadari hal itu, saya kemudian berpikir untuk menuliskan rahasia
asal usul Candi Borobudur yang belum banyak diketahui orang khusus bagi Anda
yang memang benar-benar ingin mengetahuinya.
Beruntunglah Anda telah memperoleh
pemahaman gratis dari blog Kisah Asal Usul ini. Silakan disimak!
Perkiraan Asal-Usul
Didirikannya Borobudur
Hasil perkiraan para ahli
sejawan menyebut bahwa Candi Borobudur didirikan di sekitar tahun 800 Masehi.
Perkiraan ini didasari oleh penemuan adanya suatu tulisan singkat yang
dipahatkan pada pigura asli relief kaki candi (Karwa Wibhangga).
Tulisan ini
menggunakan huruf pallawa yang diidentifikasi merupakan huruf yang digunakan di
abad ke 8 Masehi.
Perkiraan ini semakin kuat dengan ditemukannya kecocokan bukti
yang terkait dengan kerangka sejarah Indonesia secara umum.
Abad ke 8 Masehi memang diketahui merupakan abad kejayaan Wangsa Syailendra yang
merupakan Wangsa kerajaan Budha.
Banyak ditemukan candi-candi kecil yang
ditemukan di kaki dan lereng gunung yang mengitari Candi Borobudur yang
diidentifikasi merupakan peninggalan wangsa Syailendra yang merupakan wangsa
penganut agama Budha Mahayana.
Nah, berdasar bukti-bukti tersebut, ditariklah
kesimpulan bahwa asal usul Candi Borobudur adalah dibangun oleh Wangsa
Syailendra pada Abad ke 800 masehi.
Tahap Pembangunan
Borobudur
Dari bukti sejarah yang
berupa identifikasi serat dan corak batuan yang digunakan dalam pembangunan
Candi Borobudur, serta beberapa prasasti pada sekitar abad pembangunannya, di
perkirakan bahwa asal usul Candi Borobudur dibangun oleh Wangsa Syailendra dalam
waktu 50 tahun. Pembangunan tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan yang
antara lain:
-
Tahap Pertama; Pembangunan tata susun bertingkat dengan rancangan membentuk piramida berundak. Akan tetapi analisis karbon menunjukan jika susunan tersebut kemudian di bongkar untuk disusun ulang, mungkin karena kesalahan rancangan sehingga tahap ini belum bisa dikatakan asal usul Candi Borobudur.
-
Tahap kedua; Pada tahap kedua, pondasi Candi Borobudur diperlebar. Pondasi ini ditambah dengan dua buah undak persegi dan satu buah undak lingkaran. Undak ini kemudian langsung diberi stupa induk besar.
-
Tahap ketiga; Undak di atas lingkaran yang dilengkapi dengan stupa induk besar hasil pekerjaan tahap kedua dibongkar dan digantikan dengan tiga buah undak lingkaran. Beberapa stupa dipasang pada puncak undak-undak ini, di mana salah satunya merupakan stupa dengan ukuran besar (di bagian tengah).
-
Tahap keempat; Diperkirakan ada perubahan kecil berupa pembuatan relief, penambahan tangga, dan penggunaan lengkung di atas pintu masuk.
Asal-Usul Penemuan Candi
Borobudur
Setelah Candi Borobudur selesai dibangun, beberapa prasasti menyebut jika Candi
ini kemudian digunakan oleh orang-orang agama Budha masa itu sebagai tempat
ibadah dan ziarah. Penggunaan candi ini hanya berlangsung dalam waktu singkat,
yakni sekitar 150 tahun. Singkatnya penggunaan candi ini memang tak sesuai
dengan lama proses pembangunannya. Hal ini diketahui dapat terjadi karena adanya
migrasi besar-besaran orang-orang Budha di sekitar Candi karena keruntuhan
Wangsa Syailendra. Mereka terdesak oleh keberadaan orang-orang hindu yang secara
kuantitas memang lebih banyak.
Dengan semakin sedikitnya para penganut Budha di sekitar wilayah tersebut (Magelang
saat ini), Candi Borobudur kemudian tidak digunakan lagi. Ia tidak terawat dan
sebagian dirusak oleh orang-orang yang belum berpikir pentingnya peninggalan
sejarah itu di masa depan. Karena tak lagi terurus, Borobudur pun kemudian
semakin rusak oleh alam. Waktu terbengkalainya yang cukup lama membuat Candi
megah ini ditumbuhi pepohonan besar, tertimbun oleh abu letusan gunung yang ada
di sekitarnya, dan tertutup hilang terpendam di dalam tanah.
Penemuan Kembali Candi
Borobudur
Borobudur tertimbun tanah.
Siapapun orang-orang di sana tak pernah tahu jika dibawah kaki mereka ada sebuah
Candi besar peninggalan kebudayaan nenek moyang terdahulu. Namun keadaan berubah
setelah sekitar tahun 1814 Masehi, Sir Thomas Stamford Rafless menemukan
puing-puing batuan berusia tua dalam jumlah banyak di sekitar wilayah tersebut.
Sir Thomas Stamford Rafles adalah Gubernur Jendral Inggris yang memimpin
Indonesia pada masa peralihan penjajahan dari Belanda ke Inggris tahun 1811 M
–1816 M. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menguak asal usul Candi
Borobudur yang awalnya tertimbun tanah.
Ia memerintahkan anak buahnya untuk membongkar tanah di sekitar tempatnya
menemukan batu-batuan tua itu. Dan benar saja, sebuah tumpukan batu-batu besar
menjulang membentuk sebuah piramida raksasa. Rafless kemudian memerintahkan anak
buahnya itu untuk meneruskan pekerjaannya, akan tetapi karena kesibukan perang
pekerjaan ini akhirnya terbengkalai.
Pada tahun 1835 Masehi, Hartman, Gubernur Jendral Belanda melanjutkan proses
pengangkatan Candi Borobudur yang ditinggalkan oleh Rafless selepas Inggris
mengalami kekalahan perang dalam memperbutkan daerah jajahannya yaitu Indonesia.
Hartman mengerahkan banyak pekerja untuk membongkar dan menghilangkan semua
penghalan yang menutupi tumpukan batu-batu ini. Ia memang sangat tertarik pada
candi yang ditemukannya tersebut dan mengusahakan pembersihan menyeluruh dari
puing-pung yang mengotori candi ini.
Pemugaran Candi Borobudur
yang Pertama Kali
Kendati sudah dibersihkan
dari segala macam puing, tanah, dan kayu-kayu besar yang menutupinya. Candi
Borobudur belumlah berbentuk secara sempurna. Banyak bagian yang gompel, hilang,
dan rusak karena ditelan zaman. Menyadari hal ini, pada tahun 1907-1911 Masehi,
di bawah pimpinan Van Erf, Belanda mulai melakukan pemugaran terhadap candi yang
memang terlihat belum sempurna. Pemugaran ini masih dilakukan dengan teknologi
konvensional, sehingga reliefnya belum juga terbentuk seperti aslinya. Pemugaran
Candi Borobudur ini hanya dilakukan sebatas untuk menghindari
kerusakan-kerusakan lebih lanjut dengan memindahkan batuan-batuan yang rentan
runtuh dari asal usul Candi Borobudur yang awalnya tak terurus. Kendati demikian,
Erf sudah berjasa bagi Bangsa Indonesia karena ia telah menyelamatkan
peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia itu dari kerusakan yang lebih parah.
Pemugaran Candi Borobudur
Tahap Berikutnya
Disibukan oleh kekacauan
politik, militer, ekonomi sejak berlangsungnya perang dunia pertama, beberapa
pemerintah yang sempat berkuasa di Indonesia mulai dari pemerintah Jajahan
Belanda, Pemerintah Jajahan Jepang, dan Pemerintah Republik Indonesia menjadi
tak lagi peduli dengan peninggalan sejarah yang memiliki nilai histori ini.
Candi Borobudur dibiarkan begitu saja tanpa perawatan, terbengkalai, dan tak
dipedulikan.
Seiring berjalannya waktu, saat kondisi negara mulai membaik, pada tanggal 10
Agustus 1973 pemugaran lanjut kemudian dilakukan di masa kepemimpinan Presiden
Soeharto. Bukti pemugaran ini berupa prasasti seberat 20 ton yang sengaja dibuat
dan diletakan di sebelah Barat Laut Candi menghadap ke Timur. Uniknya, pemugaran
Candi Borobudur yang berada di bawah pimpinan Dr. Soekmono ini dilakukan oleh
sekitar 600 pekerja yang kebanyakan di antaranya merupakan tenaga-tenaga muda
lulusan SMA dan STM bangunan yang sebelumnya sudah diberikan pendidikan dan
keterampilan khususnya tentang bidang Chemika Arkeologi (CA) dan Teknologi
Arkeologi (TA). Mereka adalah asli putra dan putri bangsa Indonesia sendiri, tak
ada satu pun di antaranya tenaga ahli dari luar negeri.
Beberapa bagian yang dipugar dari Candi Borobudur pada masa itu antara lain
Rapadhatu (tempat tingkat di bagian bawah yang berbentuk persegi), kaki candi,
Teras 1, Teras 2, Teras 3, dan Stupa Induk. Dengan banyaknya bagian yang dipugar
ini, waktu yang dibutuhkan untuk proses pengerjaannya adalah sekitar 10 tahun.
Ya, pemugaran selesai dilakukan pada 23 Februari 1983.
Candi Borobudur Saat Ini
Candi Borobudur saat ini
setiap tahunnya dikunjungi oleh lebih dari 3,5 juta wisatawan baik lokal maupun
mancanegara (Data Tahun 2013). Perihal asal usul Candi Borobudur, di salah satu
bagian candi juga dijelaskan secara singkat. Anda bisa menikmati keindahan yang
tersaji dari bangunan bersejarah tersebut, di mana gunung-gunung yang mengitari
bangunan peninggalan Dinasti Syailendra ini tentu membuat pengalaman tersendiri.
Tunggu apa lagi, segeralah beranjak untuk pergi ke Magelang, buktikan kebenaran
asal usul Candi Borobudur yang Anda peroleh dari artikel ini. Salam.
Sumber:
kisahasalusul.blogspot.com
Cek Status NIK e-KTP Anda Online
Klik
Sumber Artikel :
Saran tentang untuk meningkatkan halaman ini. Silakan Kirim Komentar pada Kolom Komentar dibawah ini.
Kunjungi Juga;
Mushola Nurul Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ulasan atau tanggapan atas Artikel/Tema diatas,